MELAKUKAN PEMILIHAN ELEMENT(KOMPOSISI) DALAM PEMBUATAN MESIN PENGATUR LIMBAH
Sistem mekanis pengomposan adalah
pengolahan mekanis dalam tabung composer dan dapat memperoleh kompos setiap
hari dan tidak butuh lahan yang luas (100-150 M2).mesin ini berkapasitas
2-3 ton/hari dapat mengolah sampah organic sebanyak 8-10 m3 perhari.
Gambar
mesin komposter
3.1. Limbah Organik
Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari hewan dan tumbuhan, dan dapat terurai oleh bakteri menjadi bahan lain, seperti kompos dan atau gas methan. Pembahasan pada pengelolaan limbah organik ini dibatasi pada pembuatan kompos dan Sanitary Landfill,
3.1.1. Kompos
Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan cara sederhana dan secara mekanis. Cara sederhana dilakukan dengan cara biopori dan windrows. Biopori dilakukan dengan cara pembuatan lubang secara vertikal dengan dimensi 30 x 30 x 80 cm. Lubang tersebut selanjutnya diisi dengan bahan organik dan ditutup bagian atasnya untuk menghindari bau ke lingkungan.
Pembuatan kompos dengan cara windrows dilakukan dengan cara membuat gundukan tanah membentuk jalur-jalur atau dari kayu atau bambu. Pembuatan windrows dimaksudkan sebagai tempat pengolahan limbah organik menjadi kompos dengan penyinaran dan pengaturan kelembaban melalui penyinaran. Limbah pada umumnya dicancah menjadi bagian kecil-kecil untuk memudahkan proses fermentasi oleh bakteri pengurai. Umumnya limbah organik yang diolah adalah dari jenis dedaunan dan buah-buahan, untuk menghindari timbulnya bau dari aktivitas pengolahan limbah.
Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari hewan dan tumbuhan, dan dapat terurai oleh bakteri menjadi bahan lain, seperti kompos dan atau gas methan. Pembahasan pada pengelolaan limbah organik ini dibatasi pada pembuatan kompos dan Sanitary Landfill,
3.1.1. Kompos
Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan cara sederhana dan secara mekanis. Cara sederhana dilakukan dengan cara biopori dan windrows. Biopori dilakukan dengan cara pembuatan lubang secara vertikal dengan dimensi 30 x 30 x 80 cm. Lubang tersebut selanjutnya diisi dengan bahan organik dan ditutup bagian atasnya untuk menghindari bau ke lingkungan.
Pembuatan kompos dengan cara windrows dilakukan dengan cara membuat gundukan tanah membentuk jalur-jalur atau dari kayu atau bambu. Pembuatan windrows dimaksudkan sebagai tempat pengolahan limbah organik menjadi kompos dengan penyinaran dan pengaturan kelembaban melalui penyinaran. Limbah pada umumnya dicancah menjadi bagian kecil-kecil untuk memudahkan proses fermentasi oleh bakteri pengurai. Umumnya limbah organik yang diolah adalah dari jenis dedaunan dan buah-buahan, untuk menghindari timbulnya bau dari aktivitas pengolahan limbah.
Composter
Composter merupakan cara pengolahan kompos dengan cara mekanis yaitu dengan bantuan mesin yang digunakan untuk menciptakan kondisi baik temperatur, kelembaban dan kadar air dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Ada beberapa jenis composter di dunia, namun yang jelas alat ini merupakan alat bantu untuk mengkondisikan pengolahan limbah organik didalam mesin secara optimal sehingga secara mekanis dan atomatik dapat memproduksi kompos setiap harinya. Berikut ini adalah merupakan salah satu contoh tipe komposter dari produk HotRot-New Zeland dengan tipe 1509.
Composter dapat berproduksi secara kontinyu dengan arti dapat difeeder setiap hari untuk mendapatkan hasil setiap hari. Walaupun dalam setting awalnya dilakukan dalam waktu 21 hari (3 minggu) untuk menghasilkan produk kompos secara mekanis dan otomatis. Kelebihan composter ini adalah :
1. Walaupun dengan space yang relatif kecil dapat menghasilkan produksi
kompos secara terus;
2. Bau relatif tidak ada, karena divakum dan disaring dalam media wood chip;
3. Relatif bersih dan mudah di kendalikan dan dikontrol kebersihannya;
4. Temperatur, kelembaban dan kadar air bahan dapat diatur sesuai dengan
Kondisi metabolisme bakteri pengurai;
5. Bahan baku lebih variatif, termasuk limbah makanan yang relatif bau.
Secara umum composter terdiri dari beberapa bagian antara lain:
1. Sorting table;
2. Alat pengumpan bahan (feeder point);
3. Tabung proses (Invessel);
4. Pompa vakum;
5. Air compressor;
6. Screw conveyor product
Tabel : Beberapa Contoh Tehnologi Composter Beserta Sistem dan
Kapaitasnya :
Manufacturer System
Type Capacity
ton/year
Active Compost
Rotating Drum 7,500
Allertex EcoSystems Ltd
Rotating Drum 7,800
Alpheco Composting Ltd Mobile batch composting units 2,000
American Bio Tech
Air lance unit 10,000
BW Organics Inc.
Rotating drum 2000
Civic Environmental Tower/silo composter 12,000
Fast Fermentation Ltd
Fixed batch container 5,500
Gicom b.v.
Fixed batch tunnels (and in-building composting) 17,000
HotRot Composting Systems Ltd Fixed drum with mixer 4,000
ORRTech Ltd
Fixed vertical tower continuous flow (ABPR approved in the UK) 1,450
TEG Environmental plc Fixed vertical tower continuous flow 8,000
Quorum Environmental Technology Ltd
(no website address available) Agitated (mechanically turned) bays 2,000
1) Sorting Table (Meja Pemilahan)
Sorting tabel atau meja pemilahan merupakan tempat pemilahan terhadap limbah makanan dari bahan-bahan pengotor yang tidak diinginkan dalam proses, antara lain pecahan kaca, keramik, logam dan plastik. Hal ini dihindari karena bahan-bahan ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri pengurai melalui proses fermentasi. Selain itu kadar air dapat dikurangi dalam wadah segregasi area dengan cara menekan tumpukan limbah makanan sehingga kadar airnya dapat dikurangi melalui pemadatan dengan skipper, air hasil pemadatan akan turun secara grafitasi ke bak pengumpul di bawah meja, sedangkan padatannya berada di atas dimasukkan dalam willie bin kosong untuk diproses feeding.
Kadar air yang diinginkan dalam tabung adalah sekitar 40-50% yang secara praktis dapat dilakukan dengan uji remas (Squeeze test). Uji remas dilakukan dengan terlebih dahulu mencampur limbah makanan dengan media/bahan penyerap air berupa bahan organik yang mudah diurai oleh bakteri. Pada umumnya bahan yang dipakai adalah debu sisa pembakaran limbah organik/non organik, potongan dedaunan atau potongan kayu kecil (serbuk gergaji dan wood chip).
Kebanyakan limbah makanan yang berasal dari messhall, pemukiman atau perkantoran sekalipun, memiliki kadar air yang relatif cukup tinggi. Untuk mengatur kadar air dalam campuran bahan yang akan dimuat, maka dapat dilakukan dengan cara mencampurnya dengan woodchip/saw dust (serbuk gergaji) atau potongan daunan kering. Seberapa besar ratio campuran termaksud dapat ditentukan dengan hasil uji remas.. Berdasarkan pengalaman ratio perbandingan antara bahan makanan dan wood chip adalah 1:2. Dengan perbandingan seperti itu diharapkan kadar air dalam bahan campuran adalah sebesar 40-50%.
2) Alat Pengumpan Bahan
Bila invessel dengan posisi di atas lantai kerja dan buka-an feeder berada di atas, maka alat pengumpan dibutuhkan untuk mengangkat willybin naik ke atas dan menuangkan isinya ke dalam lubang feeder. Kebanyakan alat pengumpan didesign secara mekanis otomatis, mengangkat dan menuangkan bahan dan kembali ke posisi semula.
Composter merupakan cara pengolahan kompos dengan cara mekanis yaitu dengan bantuan mesin yang digunakan untuk menciptakan kondisi baik temperatur, kelembaban dan kadar air dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Ada beberapa jenis composter di dunia, namun yang jelas alat ini merupakan alat bantu untuk mengkondisikan pengolahan limbah organik didalam mesin secara optimal sehingga secara mekanis dan atomatik dapat memproduksi kompos setiap harinya. Berikut ini adalah merupakan salah satu contoh tipe komposter dari produk HotRot-New Zeland dengan tipe 1509.
Composter dapat berproduksi secara kontinyu dengan arti dapat difeeder setiap hari untuk mendapatkan hasil setiap hari. Walaupun dalam setting awalnya dilakukan dalam waktu 21 hari (3 minggu) untuk menghasilkan produk kompos secara mekanis dan otomatis. Kelebihan composter ini adalah :
1. Walaupun dengan space yang relatif kecil dapat menghasilkan produksi
kompos secara terus;
2. Bau relatif tidak ada, karena divakum dan disaring dalam media wood chip;
3. Relatif bersih dan mudah di kendalikan dan dikontrol kebersihannya;
4. Temperatur, kelembaban dan kadar air bahan dapat diatur sesuai dengan
Kondisi metabolisme bakteri pengurai;
5. Bahan baku lebih variatif, termasuk limbah makanan yang relatif bau.
Secara umum composter terdiri dari beberapa bagian antara lain:
1. Sorting table;
2. Alat pengumpan bahan (feeder point);
3. Tabung proses (Invessel);
4. Pompa vakum;
5. Air compressor;
6. Screw conveyor product
Tabel : Beberapa Contoh Tehnologi Composter Beserta Sistem dan
Kapaitasnya :
Manufacturer System
Type Capacity
ton/year
Active Compost
Rotating Drum 7,500
Allertex EcoSystems Ltd
Rotating Drum 7,800
Alpheco Composting Ltd Mobile batch composting units 2,000
American Bio Tech
Air lance unit 10,000
BW Organics Inc.
Rotating drum 2000
Civic Environmental Tower/silo composter 12,000
Fast Fermentation Ltd
Fixed batch container 5,500
Gicom b.v.
Fixed batch tunnels (and in-building composting) 17,000
HotRot Composting Systems Ltd Fixed drum with mixer 4,000
ORRTech Ltd
Fixed vertical tower continuous flow (ABPR approved in the UK) 1,450
TEG Environmental plc Fixed vertical tower continuous flow 8,000
Quorum Environmental Technology Ltd
(no website address available) Agitated (mechanically turned) bays 2,000
1) Sorting Table (Meja Pemilahan)
Sorting tabel atau meja pemilahan merupakan tempat pemilahan terhadap limbah makanan dari bahan-bahan pengotor yang tidak diinginkan dalam proses, antara lain pecahan kaca, keramik, logam dan plastik. Hal ini dihindari karena bahan-bahan ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri pengurai melalui proses fermentasi. Selain itu kadar air dapat dikurangi dalam wadah segregasi area dengan cara menekan tumpukan limbah makanan sehingga kadar airnya dapat dikurangi melalui pemadatan dengan skipper, air hasil pemadatan akan turun secara grafitasi ke bak pengumpul di bawah meja, sedangkan padatannya berada di atas dimasukkan dalam willie bin kosong untuk diproses feeding.
Kadar air yang diinginkan dalam tabung adalah sekitar 40-50% yang secara praktis dapat dilakukan dengan uji remas (Squeeze test). Uji remas dilakukan dengan terlebih dahulu mencampur limbah makanan dengan media/bahan penyerap air berupa bahan organik yang mudah diurai oleh bakteri. Pada umumnya bahan yang dipakai adalah debu sisa pembakaran limbah organik/non organik, potongan dedaunan atau potongan kayu kecil (serbuk gergaji dan wood chip).
Kebanyakan limbah makanan yang berasal dari messhall, pemukiman atau perkantoran sekalipun, memiliki kadar air yang relatif cukup tinggi. Untuk mengatur kadar air dalam campuran bahan yang akan dimuat, maka dapat dilakukan dengan cara mencampurnya dengan woodchip/saw dust (serbuk gergaji) atau potongan daunan kering. Seberapa besar ratio campuran termaksud dapat ditentukan dengan hasil uji remas.. Berdasarkan pengalaman ratio perbandingan antara bahan makanan dan wood chip adalah 1:2. Dengan perbandingan seperti itu diharapkan kadar air dalam bahan campuran adalah sebesar 40-50%.
2) Alat Pengumpan Bahan
Bila invessel dengan posisi di atas lantai kerja dan buka-an feeder berada di atas, maka alat pengumpan dibutuhkan untuk mengangkat willybin naik ke atas dan menuangkan isinya ke dalam lubang feeder. Kebanyakan alat pengumpan didesign secara mekanis otomatis, mengangkat dan menuangkan bahan dan kembali ke posisi semula.
3)Tabung Proses (In-vessel)
Tabung proses terbuat dari logam yang dilapisi dengan bahan anti karat agar tidak mudah rusak akibat terjadinya karat oleh aktivitas fermentasi di dalam tabung. Tabung berbentuk silinder mendatar, dimana dibagian atasnya dipasang bahan fiber untuk tempat memonitor aktivitas di dalam tabung. Shaft akan berputar secara perlahan tiap 30 menit selama kurang lebih 2.45 menit. As ini akan memutar batangan besi yang dipasang menyilang pada beberapa segmen, sehingga dapat berfungsi sebagai alat pengaduk untuk menciptakan space/ruang bagi udara yang dipompakan kedalam tabung pada beberapa tempat. Bahan campuran limbah makanan dan wood chip yang dimasukkan akan masuk dari lubang feeder di bagian atas tabung dan akan ditempatkan pada salah satu ujung yang bertolak belakang dengan bagian pengambilan hasil di bagian ujung lain, sedangkan bahan yang telah dimasukkan sebelumnya akan menempati bagian lebih dalam, demikian seterusnya terhadap bahan yang telah dimasukkan lebih dahulu.
Monitoring temperatur dilakukan terhadap bahan pada berbagai segmen di dalam tabung dan pembacaannya dapat dilihat pada monitor pada panel atau dapat dilakukan dengan cara memasukkan termometer ke 5 bagian segmen tabung di bagian samping bawah. Bila operasi telah normal akan terjadi perbedaan temperatur yang significant terhadap segmen ketiga dibandingkan dengan awal dan bagian akhir tabung yang ada. Hal ini mengindikasikan telah terjadi proses penguraian oleh bakteri terhadap limbah campuran yang dimasukkan. Ada dua jenis bakteri yang berperan untuk melakukan penguraian, antara lain: bakteri an-aerob dan aerob. Untuk mengakomodir kondisi yang diinginkan oleh kedua jenis bakteri tersebut, setiap 30 menit shaft di bagian tengah vessel akan berputar secara perlahan dan akan menggerakkan potongan pengaduk yang dipasang secara vertikal terhadap shaft. Bersamaan dengan itu akan dihasilkan kompos melalui bagian lain tabung melalui screw conveyor. Dengan kapasitas 1 – 1.5 ton bahan campuran limbah makanan dan woodchip, akan dihasilkan sekitar 50-60% produk setiap harinya.
Tabung proses terbuat dari logam yang dilapisi dengan bahan anti karat agar tidak mudah rusak akibat terjadinya karat oleh aktivitas fermentasi di dalam tabung. Tabung berbentuk silinder mendatar, dimana dibagian atasnya dipasang bahan fiber untuk tempat memonitor aktivitas di dalam tabung. Shaft akan berputar secara perlahan tiap 30 menit selama kurang lebih 2.45 menit. As ini akan memutar batangan besi yang dipasang menyilang pada beberapa segmen, sehingga dapat berfungsi sebagai alat pengaduk untuk menciptakan space/ruang bagi udara yang dipompakan kedalam tabung pada beberapa tempat. Bahan campuran limbah makanan dan wood chip yang dimasukkan akan masuk dari lubang feeder di bagian atas tabung dan akan ditempatkan pada salah satu ujung yang bertolak belakang dengan bagian pengambilan hasil di bagian ujung lain, sedangkan bahan yang telah dimasukkan sebelumnya akan menempati bagian lebih dalam, demikian seterusnya terhadap bahan yang telah dimasukkan lebih dahulu.
Monitoring temperatur dilakukan terhadap bahan pada berbagai segmen di dalam tabung dan pembacaannya dapat dilihat pada monitor pada panel atau dapat dilakukan dengan cara memasukkan termometer ke 5 bagian segmen tabung di bagian samping bawah. Bila operasi telah normal akan terjadi perbedaan temperatur yang significant terhadap segmen ketiga dibandingkan dengan awal dan bagian akhir tabung yang ada. Hal ini mengindikasikan telah terjadi proses penguraian oleh bakteri terhadap limbah campuran yang dimasukkan. Ada dua jenis bakteri yang berperan untuk melakukan penguraian, antara lain: bakteri an-aerob dan aerob. Untuk mengakomodir kondisi yang diinginkan oleh kedua jenis bakteri tersebut, setiap 30 menit shaft di bagian tengah vessel akan berputar secara perlahan dan akan menggerakkan potongan pengaduk yang dipasang secara vertikal terhadap shaft. Bersamaan dengan itu akan dihasilkan kompos melalui bagian lain tabung melalui screw conveyor. Dengan kapasitas 1 – 1.5 ton bahan campuran limbah makanan dan woodchip, akan dihasilkan sekitar 50-60% produk setiap harinya.
4) Pompa Vakum
Pompa vakum digunakan untuk menghisap dan menyalurkan gas-gas hasil fermentasi dan membersihkannya melalui media filter. Gas tersebut akan melewati media filter yang terbuat dari tumpukan woodchip dan gravel, keluar melalui pipa pvc di bagian dasar bak yang dibangun khusus. Pipa pvc ditaruh pada bagian dasar bin yang terbuat dari pasangan batako Pipa ini berada dalam lingkungan tumpukan gravel dan diberi lubang-lubang kecil untuk menyalurkan gas dan uap air yang disedot dari bagian atas vessel. Untuk menghindari terjadinya penyumbatan, pada bagian dasar media dengan susunan gravel perlu dimonitor dari ada tidaknya bau yang dikeluarkan dari tumpukan woodchip dan air dari bagian bawah yang keluar dari pipa kecil di bagian bawah. Bau dari gas yang dihasilkan dan juga yang terdapat dalam campuran bahan akan dapat ditekan, sehingga mengurangi bau di sekitar lokasi composter. Pompa vakum akan bekerja 24 jam dan untuk menjaga kinerja pompa, dapat dilakukan dengan cara pengecekan air yang terperangkap di bawah ujung pipa penyalur dan juga kapasitas bahan campuran bahan di bagian bawah feeding system. Bila campuran bahan melebihi tinggi dari bagian vessel/tabung dikawatirkan sebagian dari bahan akan tersedot oleh pompa untuk itu perlu dikurangi sampai batas tertentu.
Pompa vakum digunakan untuk menghisap dan menyalurkan gas-gas hasil fermentasi dan membersihkannya melalui media filter. Gas tersebut akan melewati media filter yang terbuat dari tumpukan woodchip dan gravel, keluar melalui pipa pvc di bagian dasar bak yang dibangun khusus. Pipa pvc ditaruh pada bagian dasar bin yang terbuat dari pasangan batako Pipa ini berada dalam lingkungan tumpukan gravel dan diberi lubang-lubang kecil untuk menyalurkan gas dan uap air yang disedot dari bagian atas vessel. Untuk menghindari terjadinya penyumbatan, pada bagian dasar media dengan susunan gravel perlu dimonitor dari ada tidaknya bau yang dikeluarkan dari tumpukan woodchip dan air dari bagian bawah yang keluar dari pipa kecil di bagian bawah. Bau dari gas yang dihasilkan dan juga yang terdapat dalam campuran bahan akan dapat ditekan, sehingga mengurangi bau di sekitar lokasi composter. Pompa vakum akan bekerja 24 jam dan untuk menjaga kinerja pompa, dapat dilakukan dengan cara pengecekan air yang terperangkap di bawah ujung pipa penyalur dan juga kapasitas bahan campuran bahan di bagian bawah feeding system. Bila campuran bahan melebihi tinggi dari bagian vessel/tabung dikawatirkan sebagian dari bahan akan tersedot oleh pompa untuk itu perlu dikurangi sampai batas tertentu.
Kemungkinan akan terdapat air yang
terperangkap di dalam belokan pipa pralon, sebaiknya dikuras setiap pagi
sebelum memulai aktivitas. Selain itu tumpukan woodchip yang berada di bagian
atas tabung sebaiknya secara berkala diganti dengan yang baru. Hal ini
disebabkan oleh karena uap dari pipa gas yang berada di bagian dasar
kemungkinan akan menutup pori-pori wood chip sehingga efektifitasnya menurun
bila dipakai dalam waktu yang lama. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah,
tabung tidak boleh terkena air hujan, untuk menjaga memadattnya tumpukan oleh
pengaruh air hujan yang mengisi rongga yang terdapat dalam tumpukan.
Kemungkinan akan terbentuk air dari hasil penyedotan uap air dari vessel di
bagian dasar tabung, sehingga perlu pipa penyalur di bagian dasar dan dialirkan
keluar tabung dan masuk dalam kolam pengumpul. Air ini sebaiknya divakum secara
berkala saat akan penuh.
5) Air Kompressor
Terdapat 2 jenis bakteri dalam campuran bahan yang akan diolah, yaitu bakteri aerob dan an-aerob. Kedua jenis bakeri ini memiliki peran penting dalam operasi composter. Untuk itu selain pengadukan, pemompaan udara yang akan membawa serta O2 bagi kegiatan metabolisme bakteri dilakukan secara berkala. Pemberian udara ke dalam tabung dilakukan tiap 2 menit selama 1 menit, dimasukkan pada 6 segmen di bagian samping tabung pada jarak yang sama satu dengan di sebelahnya. Untuk memastikan agar udara yang diinjeksi masuk dalam campuran, operator secara berkala membersihkan pipa inlet udara untuk menghindari terjadinya block/mampet oleh campuran bahan di dalam inlet udara. Udara yang diinjek ke bagian vessel akan tersebar secara merata keseluruh bagian, sehingga O2 yang terbawa oleh udara akan dapat membantu metabolisme oleh bakteri aerob. Hal lain yang perlu dicek oleh operator adalah pembersihan saringan udara di bagian samping air compressor.
5) Air Kompressor
Terdapat 2 jenis bakteri dalam campuran bahan yang akan diolah, yaitu bakteri aerob dan an-aerob. Kedua jenis bakeri ini memiliki peran penting dalam operasi composter. Untuk itu selain pengadukan, pemompaan udara yang akan membawa serta O2 bagi kegiatan metabolisme bakteri dilakukan secara berkala. Pemberian udara ke dalam tabung dilakukan tiap 2 menit selama 1 menit, dimasukkan pada 6 segmen di bagian samping tabung pada jarak yang sama satu dengan di sebelahnya. Untuk memastikan agar udara yang diinjeksi masuk dalam campuran, operator secara berkala membersihkan pipa inlet udara untuk menghindari terjadinya block/mampet oleh campuran bahan di dalam inlet udara. Udara yang diinjek ke bagian vessel akan tersebar secara merata keseluruh bagian, sehingga O2 yang terbawa oleh udara akan dapat membantu metabolisme oleh bakteri aerob. Hal lain yang perlu dicek oleh operator adalah pembersihan saringan udara di bagian samping air compressor.
6) Screw Conveyor
Pengeluaran hasil dari bahan dilakukan tiap 30 menit bersamaan dengan berputarnya as/shaft tabung. Bahan hasil olahan dari bagian dalam tabung akan diangkat secara berputar oleh screw ke bagian atas dan selanjutnya mencurahkannya ke dalam jumbo bag/willie bin yang ditaruh tepat di bawahnya. Selanjutnya setiap pagi operator akan membawa produk kompos ke lokasi pengumpulan produk yang letaknya berada dekat dengan lokasi invessel. Penempatan produk di produk storage selain berfungsi sebagai tempat pengumpulan, digunakan sebagai wadah untuk mematangkan hasil, karena mungkin sebagian bakteri masih melakukan proses penguraian.
Pengeluaran hasil dari bahan dilakukan tiap 30 menit bersamaan dengan berputarnya as/shaft tabung. Bahan hasil olahan dari bagian dalam tabung akan diangkat secara berputar oleh screw ke bagian atas dan selanjutnya mencurahkannya ke dalam jumbo bag/willie bin yang ditaruh tepat di bawahnya. Selanjutnya setiap pagi operator akan membawa produk kompos ke lokasi pengumpulan produk yang letaknya berada dekat dengan lokasi invessel. Penempatan produk di produk storage selain berfungsi sebagai tempat pengumpulan, digunakan sebagai wadah untuk mematangkan hasil, karena mungkin sebagian bakteri masih melakukan proses penguraian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar